Review Slackware 13.0

Well walaupun secara resmi slackware 13.0 dirilis tanggal 27 Agustus 2009, tapi saya baru bisa mencobanya hari sabtu kemaren (26/09/2009). thanks to adi wibawa yang sudah jauh2 datang dari tabanan ke rumah saya di dalung untuk memberikan dvd installer slackware 13.0.

Hal pertama yang saya rasakan waktu menginstall distro tua ini adalah kata WOW… benarkah ini slackware? dengan balutan X Window KDE4 seakan makin membuat anggun dan elegan..

Gambar 1

Gambar 2

Namun dibalik itu semua, ada beberapa hal yang cukup membuat saya kurang sreg.

  1. shortcut dari printscreen di laptop saya tidak berfungsi… walhasil saya harus menggunakan ksnapshoot dengan delay beberapa detik
  2. shortcut keys sebagian besar bersifat lokal, hanya jika aplikasi tersebut berada pada foreground baru bisa digunakan. dan pengaturan shortcutnya kurang familiar dan terkesan mempersulit user.
  3. network manager bawaan KDE4 error… dengan kata-kata tidak menemukan file XML dari konfigurasi jaringan. tapi ini sedikit terobati dengan hadirnya wicd pada direktori extra di dvd installer
  4. openoffice.org tidak disediakan secara default… padahal dari awal menggunakan linux, saya lebih familiar dengan office suit yang satu ini ketimbang KOffice maupun AbiWord
  5. MPlayer berjalan lambat, dan sering memunculkan error mengenai sound.. Akhirnya saya memutuskan menggunakan Xine saja, toh kedua-duanya disediakan 😛
  6. Amarok 2 menggunakan 2 buah output, Master dan Front. sedangkan PCM yang menjadi standar seluruh aplikasi audio video tidak berguna pada amarok 2

Walaupun dengan segala ketidakpuasan saya, jujur rilis ke-13 ini tetap membuat saya menjadikan slackware menjadi distro pilihan saya…

Tentang priyoatmojo

just an ordinary human who is interested with computer, especially with GNU/Linux
Pos ini dipublikasikan di GNU/LINUX, Slackware dan tag , , . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.